Selasa, 24 Agustus 2021

Membuat Kesepakatan Kelas

Kesepakatan Kelas untuk Efektifitas Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu pengetahuan yang ditemukan melalui proses percobaan, khususnya di laboratorium. Demikian juga pembelajaran IPA hendaknya dilakukan dilakukan dengan mengoptimalkan proses penemuan pengetahuan sendiri oleh siswa melalui metode ilmiah. Pembelajaran seperti ini dapat dilakuakan dengan menggunakan metode pembelajaran berbasiskan laboratorium. Hal ini disebabkan karena laboratorium IPA menyediakan kondisi dan fasilitas yang mendukung pelaksanaan pembelajaran berbasiskan eksperimen atau pun penemuan. Pada aksi nyata modul 1.4 telah dilakuakan dengan memaksimalkan KIT IPA sebagai perangkat pembelajaran berbasiskan eksperimen dan penemuan di laboratorium IPA. Akan tetapi terdapat beberapa masalah pada pelaksanaan pembelajaran IPA di laboratorium, antara lain:1) Pembelajaran IPA berbasiskan eksperimen di Laboratorium sering melewati waktu alokasi waktu yang seharusnya; 2) Pembelajaran berbasiskan laboratorium IPA sering menimbulkan kerusakan alat; 3) Kebersihan Laboratorium IPA tidak terjaga terutama ketika pembelajaran selesai; 4) Eksplorasi pengetahuan siswa tidak optimal karena suasana kelas yang ribut, karena banyaknya alat IPA yang menarik untuk dicoba oleh siswa Masalah utama yang muncul pada pelaksanaan pembelajaran berbasiskan eksperimen adalah wakto. Pembelajaran yang melibaatkan siswa secara lamngsung untuk menemukan pengetahuan sendiri melalui proses percobaan seringkali melebihi alokasi waktu yang telah direncanakan oleh guru. Langkah-langkah pembelajaran yang telah disusun oleh guru sering tidak dapat terlaksana dengan utuh. Akibatnya adalah kompetensi siswa, baik kognitif maupun psikomotorik, tidak dapat dicapai melalui pembelajaran tersebut. Bahkan beberapa proses percobaan siswa tidak dapat diselesaikan dalam alokasi waktu yang ada. Hasil yang lebih mengecewakan adalah konsep atau pengetahuan yang diharapkan tidak dapat disimpulkan dalam satu pertemuan. Solusinya tentu adalah melanjutkan pada pertemuan berikutnya. Hal ini akan berdampak terhadap proses pembelajaran berikutnya. Pembelajaran IPA berbasiskan eksperimen atau penemuan akan optimal jika dilaksnakan di laboratorium IPA. Pembelajaran tersebut menggunakan alat-alat laboratorium yang bermacam-macam, salh satunya adalah alat yang terbuat dari bahan yang mudah pecah dan mudah rusak. Seperti pada pembelajaran suhu biasanya menggunakan gelas kimia dan termometer yang terbuat dari kaca. Menurut catatan laboran IPA SMPN 1 Selong jumlah keruskana alat-alat pembelajaran IPA selalu ada pada setiap materi pembelajaran. Sebenarnya setiap pembelajaran dimulai selalui diingatkan untuk menjaga keselamatan kerja pada proses pembelajaran. Akan tetapi tingkat keaktifan siswa yang tinggi pada pembelajaran IPA berbasiskan laboratorium membuat kerusakan alat praktikum memang kadang sulit untuk dihindarkan. Pembelajaran IPA yang dilakukan di laboratorium IPA menggunakan metode eksperimen tentunya membutuhkan alat-alat praktikum yang cukup banyak. Selain itu waktu pembelajaran yang sering melewati alokasi waktu sering menimbulkan masalah pasca pembelajaran. Jam pembelajaran IPA yang telah habis dan digantikan oleh jam mata pembelajaran lain tentunya membuat siswa harus cepat kembali ke kelas mereka. Hal ini menimbulkan masalah kebersihan dan pengaturan kembali ruangan maupun alat-alat praktikum menjadi tidak maksimal dilakukan oleh siswa. Ruangan laboratorium tidak tertata seperti pra pembelajaran, demikian juga beberapa alat praktikum kadang masih kotor dan belum dikembalikan ke tempatnya. Ini tentunya akan mengganggu pelaksanaan pembelajaran IPA. Salah satu tujuan pembelajaran eksperimen adalah memunculkan sikap ilmiah pada siswa. Salah satu sikap ilmiah yang diharapkan adalah sikap ingin tahu siswa terhadap materi pembelajaran. Sikap ini dapat dibangkitkan dan ditingkatkan dengan memberikan kesempatan eksplorasi materi dan alat eksperimen secara lebih luas. Akan tetapi aktivitas pembelajaran eksperimen di laboratorium membuat suasana kelas menjadi ribut dan kadang tidak kondusif untuk mendengarkan peringatan guru. Eksplorasi siswa terhadap materi dan alat praktikum menjadi tidak sistematis dan akhirnya pengetahuan tidak akan terbentuk sesuai dengan konsep yang sebenarnya. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka disusun sebuah aksi nyata Calon Guru Penggerak yang berjudul, “Kesepakatan Kelas untuk Efektifitas Pembelajaran IPA.” Aksi nyata tersebut dibuat dengan tujuan untuk meningkatkan efekfitas dan efisiensi pelaksanaan pembelajaran IPA berbasiskan eksperimen di laboratorium. Selain itu untuk meningkatkan kepedulian siswa terhadap kondisi laborattoirum IPA sehingga dapat digunakan pada pembelajaran dengan maksimal. Kesepakatan kelas dibutuhkan agar siswa merasa memiliki dan menyadari sendiri bahwa laboratoirum IPA sangat bermanfaat untuk pembelajaran.Sehingga alat-alat tersebut dapat terjaga dengan baik. Kesepakatan kelas ini juga sangat bermanfaat bagi guru, tidak hanya bagi tercapainya kompetensi yang diinginkan pada siswa, tetapi juga efisiensi alokasi waktu pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran akan dapat dilaksanakan sesuai dengan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru. Hal ini disebabkan karena siswa telah memiliki kesepakatan kelas yang akan membuat pembelajaran dapat dilaksanakan dengan sistematis sesuai dengan rencana. Kesepakatan kelas dibuat dengan melibatkan siswa secara langsung dan aktif. Ide kesepakatan disusun berdasarkan ide siswa sendiri. Siswa mengamati kondisi laboratorium pra dan pasca pembelajaran. Selain itu siswa juga diminta untuk mengamati proses pembelajaran di laboratorium. Berdasarkan ide siswa tersebut disusun sebuah kesepakatan kelas yang akan mengikat siswa untuk mematuhi secara sadar tata tertib laboaratorium dan proses pembelajaran IPA. Setelah kesepakatan kelas disetujui oleh siswa maka guru mengingatkan siswa untuk mematuhi kesepakatan tersebut. Siswa juga tentunya akan berusaha mematuhi kesepakatan kelas tersebut karena disusun berdasarkan ide mereka sendiri dan dimaksudkan untuk terlaksananya proses pembelajaran IPA yang menyenangkan. Selanjutnya kesepakatan kelas diinformasikan kepada laboran dan guru IPA lainnya. Hal ini dilakukan untuk membangun optimisme guru tentang pembelajaran IPA berbasiskan laboratorium. Guru akan merasa yakin bahwa pembelajaran akan berlangsung secara efektifit dan efisien. Setelah aksi nyata dilaksanakan selama dua minggu menunjukkan hasil yang cukup baik. Smua langkah-langkah pembelajaran dapat dilaksnakan sesuai dengan alokasi waktu yang telah direncanakan oleh guru. Keruskaan alat dapat dimimalisir karena siswa telah memiliki kesepakatan untuk mengikuti pembelajaran dengan memerhatikan kselamatan kerja. Hasil akhirnya adalah tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik. Aksi nyata ini dapat dikatakan memiliki tingkat keberhasilan sekitar 80%. Aksi nyata ini sangat bermanfaat untuk proses pembelajaran IPA yang menekankan pembentukan pengetahuan sendiri oleh siswa. Adapun keberhasilan yang dicapai adalah siswa telah cukup baik mematuhi kesepakatan kelas yang telah dibuat. Kondisi kelas di laboratorium menjadi kondusif untuk sebuah pembelajaran eksperimen. Siswa terlihat bertanggungjawab terhadap pembelajaran yang dilaksanakan. Adapun masalah yang masih muncul adalah terbatasnya informasi kesepekatan kelas di masa new normal ini. Siswa masuk secara bergilian antara yang absen ganjil dengan absen genap. Sehingga kesepakatan kelas pada siswa absen ganjil tidak dapatdisepakati semua pada siswa absen genap. Alternatif pemecahan yang saya lakukan adalah membuat kesepakatan kelas secara daring melalui google meet. Masalahnya adalah tidak semua siswa hadir pada sesi daring tersebut. Selain itu siswa tidak dapat mengamati secara langsung kondisi dan pembelajaran IPA secara langsung pada saat penyusunan kesepatakan kelas tersebut. Siswa hanya dapat berusaha mengingat kondisi riil laboratorium dan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Aksi nyata membuat kesepakatan kelas untuk efektifitas pembelajaran IPA ini masih belum direalisasikan oleh semua guru IPA. Masih setengah jumlah guru IPA yang melaksanakan pembelajaran IPA di laboratorium, sehingga kesepakatan kelas tidak dapat dibuat oleh semua guru. Maka rencana perbaikan saya adalah berusaha meyakinkan guru lainnya untuk menyusun kesepakatan kelas dalam pembelajaran mereka. Saya akan menggunakan media youtube untuk menunjukkan keberhasilan pelaksanaan aksi nyata tersebut.

Selasa, 29 Juni 2021

 

Membuat Aplikasi Android untuk Meningkatkan Literasi Mengenal Budaya Daerah

(Program Berdampak pada Murid)

CGP: Abd. Rahman Jamal (SMPN 1 Selong)

 

            Pendidikan merupakan sebuah tuntutun hidup anak-anak untuk mencapai tujuan. Menurut Ki Hajar Dewantara tujuan pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Kodrat anak yang yang dimaksud adalah kodrat alam dan kodrat zaman. Menuntun kodrat alam dimaksudkan memaksimalkan dan mengarahkan kemampuan dasar siswa ke arah yang lebih positif dan bermanfaat untuk kebahagiaan anak. Sedangkan menuntun kodrat zaman merupakan menuntun anak untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan zaman mereka berada.

            Perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi yang sangat pesat memungkinkan terjadinya komunikasi dalam ruang dan waktu yang hampir tanpa batas. Anak-anak dituntut dan diberikan kesempatan untuk ikut terlibat secara langsung berkembang di dalam arus teknologi informasi tersebut. Di sisi lain anak-anak dituntut untuk dapat menguasai dan memanfaatkan teknologi informasi di dalam kebutuhannya sebagai siswa. Oleh karena itu tugas guru untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan potensi dan ketertarikannya kepada teknologi informasi tersebut. Maka berbagai platform pembelajaran dioptimalkan untuk memberikan kesempatan dan memfasilitasi anak-anak untuk tumbuh dan berkembang sesuai kodrat zaman merekia.

            Selain itu satu tahun terakhir Indonesia masih berada di  masa pandemi covid 19. Hal ini juga berpengarahu terhadap dunia pendidikan. Salah satu solusi untuk mengurangi penyebaran covid 19 adalah menggunakan pembelajaran daring. Pembelajaran dengan menggunakan berbagai platform pembelajaran untuk meminimalisir tatap muka di dalam pembelajaran.

            Pembelajaran daring dan perkembangan teknologi informasi keduanya ini memaksa siswa untuk lebih banyak di rumah dan berteman dengan gadget atau dawai. Berbagai aplikasi dan game menarik menawarkan kebahagiaan tersendiri bagi siswa selama masa BDR (Belajar di Rumah). Sehingga tidak heran jika siswa sangat akrab dengan dawai mereka masing-masing. Masalahnya adalah tidak semua aplikasi di dawai berdampak positif kepada siswa. Selain itu memanfaatkan dawai menjadikan siswa hanya menjadi pengguna, tidak dapat mengembangkan ide kreatif. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah program untuk membantu mengembangkan ide kreatif  siswa tanpa harus meninggalkan kodrat zaman mereka.

            Sehingga kami menyusun program yang diberi judul ” Membuat Aplikasi Android untuk Meningkatkan Literasi Mengenal Budaya Daerah”. Program ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan hobi dan ketertarikan mereka terhadap berbagai aplikasi yang ada di gadget mereka. Siswa dapat mengembangkan ide kreatif mereka menjadi sebuah aplikasi yang tentunya sesuai dengan kemauan mereka. Para siswa dapat menyusun cerita dan skenario dan menuangkannya dalam bentuk aplikasi android. Aplikasi yang mereka buat dapat berupa game atau aplikasi. Melalui cara ini diharapkan siswa dapat mengembangkan hobi dan potensi mereka untuk mendapatkan kebahagiaan mereka sendiri.

Membuat Aplikasi Android untuk Meningkatkan Literasi Mengenal Budaya Daerah

            Program Membuat Aplikasi Android untuk Meningkatkan Literasi Mengenal Budaya Daerah ini dilakukan melalui berbagai tahapan yaitu: 1) konsultasi kepada kepala sekolah; 2) mminta ijin kepada wali murid; 3) dan melaksanakan program di sekolah dengan memanfaatkan aset sosial dan fisik. Aset sosial dilakukan dengan meminta bimbingan dari Sanggar Rumah Belajar NTB untuk membimbing siswa membuat aplikasi android. Aset fisik dengan memaksimalkan komputer SMPN 1 Sekolah yang cukup memadai.

Pembukaan Program
Membuat Aplikasi Android untuk Meningkatkan Literasi Mengenal Budaya Daerah

            Saat artikel ini disusun program aksi nyata telah berada pada 90 persen selesai. Setiap siswa telah berhasil membuat aplikasi android yang sesuai dengan impian mereka. setiap aplikasi android tersebut dilengkapi dengan gambar, animasi, dan suara yang cukup baik. Siswa membuat aplikasi android bertema budaya daerah yaitu budaya Sasak. Aplikasi tersebut telah dapat digunakan berbasis android masing-masing siswa untuk selanjutnya dapat dimanfaatkan sebagai sumber literasi digital oleh semua pihak.



            Saya sebagai calon guru penggerak yang menyusun program berpihak pada murid sangat bahagia. Tidak hanya hasil akhir tetapi proses selama program tersebut. Siswa terlihat sangat antusias di dalam mengikuti program tersebut. Mereka terlihat sangat tekun melakukan pencarian referensi maupun mengikuti bimbingan tutor. Para siswa terlihat tertawa dan bercanda di dalam semua proses tersebut. Proses yang menyenangkan tersebut membuat saya menjadi ikut bahagia. Semoga program ini dapat menuntun siswa mendapatkan kebahagiaan tidak hanya sekarang tetapi juga untuk masa depan mereka.

            Setiap proses memiliki hambatan. Demikian juga dengan program berdampak pada murid ini. Tingkat kesulitan software yang digunakan untuk membuat aplikasi android yang cukup tinggi membutuhkan bimbingan yang tidak sebentar. Direncanakan bimbingan hanya dalam waktu dua puluh hari, ternyata menjadi lebih lama. Akan tetapi tutor membuat desain bimbingan untuk mengatasi masalah tersebut.  Berbagai cara mudah juga diberikan kepada para siswa. Hal ini memberikan pelajaran tentangnya monitoring dan evaluasi untuk setiap program. Manajemen risiko sangat dibutuhkan untuk meminimalisir kegagalan suatu program.

            Program berdampak pada murid memberikan hasil yang cukup memuaskan. Akan tetapi program ini perlu dilakukan dilakukan perbaikan. Adapun rencana perbaikannya adalah menyusun desain bimbingan atau workshop yang lebih efektif dan efisien. Selain itu juga diberikan kesmepatan yang lebih luas kepada siswa untuk mengembangkan ide kreatif mereka tidak hanya sebatas pada budaya daerah. Sehingga program berdampak pada murid akan terasa langsung dan memberikan manfaat yang lebih merdeka.

 

             

Senin, 19 April 2021

Koneksi antarmateri Modul 3.1 (Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran)

            Pendidikan merupakan upaya yang sangat kompleks. Tidak hanya meningkatkan pengetahuan kognitif, tetapi juga sikap dan keterampilan siswa. Selain itu pendidikan juga bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa melalui proses langsung atau pun tidak langsung. Secara langsung pendidikan dilakukan melalui pembelajaran di kelas, sedangkan secara tidak langsung pendidikan dapat di lakukan di luar kelas.

           Guru memiliki peran besar di dalam keberhasilan tujuan pendidikan. Sehingga filosofi Ki Hajar Dewantara memberikan pedoman tugas guru yang sebenarnya bahwa guru bertuga menuntun mutid dengan kodrat alam dan kodrat zamannya menuju kebahagiaan. Banyak yang bisa dilakukan oleh guru dalam menjalankan filosofi Ki Hajar Dewantara ini, salah satunya adalah pengambilan keutusan sebagai pemimpin pembelajaran.

        Pratap Triloka Filosofi Ki Hajar Dewantara ini berhubungan dengan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Ing ngarso sung tulodo. Di depan guru harus mampu memberikan teladan. Setiap pengambilan keputusan harus menunjukkan keteladanan seseorang yang dapat dijadikan idola bagi siswa. Pengambilan keputusan yang tepat dan memenuhi empat paradigma, slaah satunya paradigma keadilan melawan kasihan, akan memberikan keyakinan kepada siswa bahwa guru dapat dijadikan idola dalam pembelajaran. Ing madya mangun karso. Di tengah membangun semangat atau motivasi. Di tengah proses pendidikan kadang siswa membutuhkan motivasi untuk mencapai tujuannya. Tetapi dilema etika kadang harus dihadapi oleh seorang guru pada kasus ini. guru sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu melakukan pengambilan keputusan yang efektif. Keputusan yang diambil harus mampu membangun semangat bagi siswa. Maka paradigma dan prinsip sangat dibutuhkan untuk pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Tut wuri handayani. Di belakang memberikan dorongan. Keputusan yang diambil harus mampu menjadi dorongan kepada siswa untuk optimis dalam mengembangkan potensinya. sehingga siswa tidak akan takut untuk bergerak dan berkembang, karena ada guru yang senantiasa memberikan dorongan.
          Setiap guru memiliki nilai-nilai dalam memimpin pembelajaran. Nilai-nilai ini akan berperan di dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Pengambilan keputusan ini mencerminkan nilai-nilai diri seorang pemimpin pembelajaran. Jika seorang guru memiliki nilai-nilai yang tinggi maka keputusan yang diambil akan memunculkan rasa kepercayaan pada murid, atau orang yang mendapatkan efek dari keputusan tersebut. Nilai-nilai seorang guru akan ditunjukkan di dalam memilih paradigma dan prinsip pengambilan keputusan yang akan digunakannya. 

            Dalam proses seorang pemimpin pembelajaran sangat sering dihadapkan pada bujukan moral atau pun dilema etika. Hal ini akan memunculkan pilihan-pilihan penyelesaian masalah. Proses coaching akan menghadirkan kesadaran pengambilan keputusan yang tepat dan efektif sebagai pemimpin pembelajaran. Melalui proses coaching, seorang coachee akan menemukan kekuatan dirinya sekaligus solusi terbaik untuk penyelesaian masalah khususnya yang berkaitan dengan bujukan moral atau dilema etika

            Guru adalah seorang coach yang terlibat di dalam menumbuhkan potensi diri siswa. Coach membantu coachee untuk melakukan pengambilan keputusan yang tepat, dengan menggunakan paradigma, prinsip, dan 9 langkah pengambilan keputusan yang tepat dan mendapatkan hasil yang optimal. Maka Efektfitas pengambilan keputusan sangat terbantu oleh proses coaching yang dilakukan oleh coach

Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran hendaknya menggunakan paradigma:

1. individu lawan masyarakat

2. rasa keadilan lawan kasihan

3. kebenaran lawan kesetiaan

4. jangka pendek lawan jangka panjang

Bujukan moral atau pun dilema etika menuntut pengambilan keputusan yang tepat, yang akan memuaskan semua pihak. Keputusan ini merupakan cerminan nilai yang dimiliki oleh pengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. seorang pemimpin pembelajaran yang memiliki nilai yang kuat akan menggunakan paradigma pengambilan keputusan yang tepat. paradigma yang digunakan akan mempertimbangkan karakteristik dan akibat yang akan terjadi dari keputusan yang diambilnya.

         Setiap dilema etika dan bujukan moral berpengaruh pada sebuah tatanan lingkungan. Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran sangat ditunggu oleh semua pihak. Sebuah keputusan yang tepat akan dirasakan bermanfaat oleh semua pihak. Keputusan yang dihasilkan akan berpengaruh terhadap lingkungan. Sehingga sangat memungkinkan terciptanya perubahan lingkungan menjadi lenih nyaman, kondusif, dan aman. 

                Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran seringkali harus terbentur dengan bujukan moral atau melibatkan dilema etika pada suatu sistem pemangku kepentingan yang harus diutamakan. Dan tentunya pengambilan keputusan tersebut harus kembali ke paradigma yang berlaku pada suatu lingkungan. Pemilihan paradigma pengambilan keputusan yang tidak sesuai dengan sistem yang berlaku akan memunculkan dilema etika yang baru. Sehingga Pengambilan keputusan sangat sulit untuk menghindari para pemangku kepentingan.

  • Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?

Prinsip pengambilan keputusan yang dapat digunakan yaitu 

1. berpiki berbasis hasil akhir, 

2. berpikir berbasis peraturan, 

3. berpikir berbasis rasa peduli. 

Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran merupakan titk mulai memerdakaan murid dalam belajar. Pengambilan keputusan seorang pemimpin pembelajaran yang menggunakan prinsip yang tepat memunculkan rasa percaya kepada semua pihak, baik itu guru, murid, atau tenaga kependidikan. Rasa percaya ini akan berpengaruh terhadap dedikasi setiap elemen untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya masing-masing. Hasil akhirnya adalah pemenuhan kebutuhan murid untuk merdeka belajar akan terpenuhi dengan baik. 

Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran menggunakan 9 langkah yaitu:

1. Mengenal nilai yang saling bertentangan

2. Menentukan siapa yang terlibat dalam pengambilan keputusan

3. Mengumpulkan fakta-fakta

4. Pengujian benar atau salah

5. Pengujian benar lawan benar

6. Melakukan prinsip reolusi 

7. Investigasi Opsi Trilema

8. Membuat keputusan

9. Melihat kembali keputusan dan merefleksikannya

Sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara bahwa guru berperan menuntun siswa menuju kebahagiaan. Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran akan menghasilkan rasa percaya pada diri semua warga sekolah. Nilai Kepercayaan ini akan dipegang oleh guru dan murid untuk mengembangkan sekolah maupun mengembangkan potensinya masing-masing. Sehingga setiap guru akan melakukan tanggungjawabnya untun menuntun siswa menuju kebahagiaan. 

            Guru yang memiliki nilai dan semangat sesuai dengan filososfi pratap triloka ki hajar Dewantara akan dapat membentuk budaya positif di sekolah. Melalui keteraampilan sosial emosional yang matang akan dapat berperan sebagai coach untuk melejitkan potensi murid. Dan akhirnya optimisme murid untuk menatap masa depan akan terbentuk melalui pengambilan keputusan yang efektif seorang , seorang pemimpin pembelajaran tersebut

(Abd. Rahman Jamal)

SMPN 1 Selong

Rabu, 09 Desember 2020

Publikasi Digital untuk Perubahan dan Perbaikan Administrasi Sekolah

 

Publikasi Digital untuk Perubahan dan Perbaikan Administrasi Sekolah

Calon Guru Penggerak: Abd. Rahman Jamal, M.Pd.

 

A.    Latar Belakang

Kualitas pembelajaran di sekolah ditentukan oleh banyak hal, seperti kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan, serta tentunya siswa. Salah satu factor yang memengaruhi pembelajaran secara tidak langsung adalah administrasi pembelajaran dan pendidikan. Faktor ini dapat memudahkan kegiatan pembelajaran di kelas maupun sistem pendidikan di sekolah. Pembelajaran akan lebih mudah jika arsip administrasi tersedia dengan cepat dan tepat. Akan tetapi pengarsipan ini sering menjadi masalah karena hanya mengandalkan pengarsipan manual yang kadang sulit untuk disusun secara sistematis dan sulit untuk beratahan lama.

Administrasi pembelajaran dapat berupa administrasi persiapan pembelajaran, proses pembelajaran, hasil evaluasi pembelajaran, hingga administrasi publikasi prestasi siswa. Kegiatan pembelajaran dan prestasi siswa kadang dilupakan untuk diarsipkan. Hal ini dapat berakibat secara tidak langsung mengurangi motivasi berkarya dan motivasi berprestasi siswa. Oleh karena itu dibutuhkan sistem publikasi yang yang tidak hanya dapat diakses oleh  siswa sendiri, tetapi juga dapat diakses oleh pemangku kepentingan sekolah. Jika publikasi tersebut dapat diakses oleh semakin banyak pihak maka penghargaan, baik fisik maupun non fisik, dapat lebih luas. Hal ini akan meampu meningkatkan motivasi siswa untuk belajar, berkarya, dan berprestasi.

Pada tahun 2018 SMPN 1 Selong memiliki majalah sekolah. Majalah ini dimaksudkan untuk publikasi kegiatan yang ada di SMPN 1 Selong. Berbagai kegiatan dan tulisan telah dimuat dalam satu edisi. Majalah masih diisi oleh guru dan beberapa siswa. Pendistribusian juga masih terbatas yaitu di sekolah dan komite sekolah.  Majalah belum bisa dibaca oleh wali murid maupun orang di luar masayaraka SMPN 1 Selong Karen aketerbatasan dana.

Berdasarkan uraian tersbut dipandang perlu membuat sebuah media baik digital atau pun non digital untuk sistem pengarsipan sekaligus publikasi kegiatan sekolah. Sehingga artikel ini berjudul,” Publikasi Digital untuk Perubahan dan Perbaikan Administrasi Sekolah.”

 

 

 

B.     Deskripsi Aksi Nyata

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat disusun dekspsi aksi nyata sebagai berikut: Penyampaian kepada Kepala sekolah dan wakil kepala sekolah tentang program aksi nyata. Langkah ini dimaksudkan untuk memudahkan akses, kemudahan kolaborasi, dan mendapatkan akses untuk dokumentasi berbagai kegiatan sekolah. Pada langkah ini saya menyampaikan rencana tersebut di ruang Bapak Kepala Sekolah. Berbagai tanggapan disampaikan oleh Bapaka Kepala Sekolah serta wakil kepala sekolah yang hadir.

Setelah mendapatkan tanggapan positif untuk kegiatan aksi nyata, maka saya memandang perlu juga untuk melakukan kolaborasi dengan Pembina ekstrakurikuler Mading (Majalah Dinding). Hal ini dibutuhkan untuk penerbitan media secara konsisten dan terarah. Sebelumnya memang majalah dinding sekolah telah dipublikasi oleh semua pihak yang adab di sekolah maupun yang berkunjung ke sekolah. Pada langkah ini saya sampaikan untuk meminta dukungan dan mengajak Pembina dan para anggota Mading untuk ikut berkontribusi di dalam publikasi karya tersebut.

C.     Hasil Aksi Nyata

Aksi nyata kedua ini dimaksudkan untuk publikasi tidak hanya di sekolah tetapi diharapka juga dapat menjangkau lingkungan sekolah. Berdasarkan tanggapan Kepala sekolah dan para wakil kepala sekolah serta penanggungjawab 8 standar dihasilkan keputusan untuk memberikan dukungan dana untuk penerbitan media majalah sekolah dan website sekolah secara kontinu melalui dana BOS. Pemberian dana ini akan memudahkan pembuatan, penerbitan, dan pendistribusian media tersebut.

Akan tetaapi penerbitan kedua media belum dapat dilakukan pada semester ini karena sekolah masih mengikuti pembalajaran daring penuh.  Dana BOS masih diprioritaskan untuk melakukan pembiayaan kegiatan daring penuh atau pun semi luring.

Sedangkan website sekolah juga belum dimaksimalkan karena pergantian penanggungjawab. Penanggungjawab website sebelumnya telah mutasi ke sekolah lain, password website pun hilang dan pembayaran website telah melewi 30 hari batas pembayaran. Hal ini berdampak terhadap penerbitan website mengalami kendala yang cukup besar. Menurut host website berbayar yang digunakan oleh sekolah, website harus dikosongkan dan diisi ulang dari awal.

D.              Rencana perbaikan

Publikasi kegiatan sekolah, pembelajaran, dan publikasi prestasi siswa harustetap diupayakan walaupun terkendala masalah yang cukup besar. Setidaknya ada dua hal yang saya rencanakan untuk perbaikan program aksi nyata tersebut yaitu mendesain ulang media digital sekolah dan berkolaborasi dengan Pembina ekstrakurikuler mading untuk pengisian sementara majalah sekolah.

Media digital sekolah yang akan saya gunakan adalah blog berbayar. Media ini memiliki keunggulan kemudahan pengisian blog (karena keterabatasan waktu) dan menu-menunya sudah cukup lengkap untuk publikasi sekolah seperti gal eri foto dan video dan sebagainya. Selain itu media ini juga mudah untuk dibuat dan dikembangkan oleh siapa pun termasuk guru-guru, jika terjadi lagi mutasi. Ruang penyimpanan blog juga cukup besar sehingga dapat menampung lebih banyak  publikasi.

Sedangkan rencana perbaikan majalah sekolah, setelah dikoordinasikan dengan Pembina mading, hanya dapat dilaksanakan setelah sekolah memasuki semester genap. Keputusan ini disebabkan karena diharapkan siswa dapat aktif belajar dan dibolehkan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler setelah pembelajaran aktif pada semester genap. Dengan kolaborasi yang baik dan melibatkan siswa sebagai tim redaksi majalah sekolah diharapkan majalah dinding sekolah dapat diterima dengan baik oleh berbagai pihak.

 

DOKUMENTASI

Link video testimon pembina Ekstrakurikuler Majalah Dinding (Mading) SMPN 1 Selong

https://youtu.be/EjeYw4c_ecQ

 

Caption:

Pembina Ekstrakurikuler siap membantu pelaksanaan aksi nyata dengan mengoordinir anggota Mading SMPN 1 Selong yang dibina oleh Beliau

Meningkatkan Eksplorasi Keingintahuan Siswa melalui Kreatifitas Positif Channel Youtube

 

Meningkatkan Eksplorasi Keingintahuan Siswa melalui Kreatifitas Positif Channel Youtube

Calon Guru Penggerak : Abd. Rahman Jamal, M.Pd.

 

A.    Latar Belakang

SMPN 1 Selong merupakan salah satu sekolah unggulan di Kabupaten Lombok Timur. Salah satu indikator yang dapat dijadikan untuk menunjukkan hal tersebut adalah cukup banyaknya peminat PPDB yang berasal dari siswa-siswa berprestasi. Kualitas input siswa tersebut menuntut guru untuk senantiasa berinovasi di dalam kualitas pembelajaran.  Berdasarkan pengalaman saya sebagai guru dan informasi dari guru-guru lain bahwa para telah memiliki kemampuan kognitif yang cukup bagus. Akan tetapi beberapa masalah yang kami hadapi pembelajaran masih didominasi oleh pembelajaran satu arah. Beberapa guru masih banyak menggunakan teori tabula rasa, yaitu siswa dianggap sebagai kertas kosong yang dapat ditulis sekehendak oleh guru. Pembelajaran satu arah ini sering mengakibatkan siswa menjadi manja dan hanya bersiap untuk menerima transfer pengetahuan tanpa bisa mengembangkan berpikir kritis dan kreatif. Indikatornya adalah 1) tidak banyak siswa yang mengajukan pertanyaan kritis pada setiap mata pelajaran; 2) siswa tidak aktif untuk merespon pertanyaan guru atau menganggapi pertanyaan actual dari temannya.

Saat ini saya sebagai Pembina Ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja menemukan bahwa siswa anggota KIR banyak menemukan pertanyaan atau fenomena di dalam kehidupan sehari-hari yang belum diketahui jawabannya. Berdasarkan pembinaan saya dapatkan bahwa mereka tidak terbiasa mencari tahu tentang kebingungan tersebut melalui referensi lain seperrti internet. Mereka hanya menunggu informasi dari guru atau orang tua.

SMPN 1 Selong memiliki fasilitas yang cukup baik. Sekolah memiliki tiga laboratorium komputer, 250 unit tablet android, dan jaringan internet yang cukup memadai tetapi belum digunakan secara maksimal. Selain itu wali murid yang berasal dari ekonomi menengah ke atas memungkinkan pembelajaran berbasis digital cukup menjanjikan. Hal ini memungkinkan siswa untuk bisa mengeksplorasi keingintahuan mereka dan mempublikaskannya dengan cara mereka sendiri.

Berdasarkan latar belakang tersebut saya membuat sebuah aksi nyata yang berjudul “Meningkatkan Eksplorasi Keingintahuan Siswa melalui Kreatifitas Positif Channel Youtube.”

 

 

B.     Deskripsi Aksi Nyata

Aksi nyata dimulai dengan penyampaian gagasan kepada Kepala Sekolah, wali kelas, beberapa guru yang mengajar khususnya di kelas yang akan saya terapkan aksi nyata. Selain itu saya juga menyampaikan rancangan aksi nyata dan beberapa contoh video yang telah saya buat untuk ditanggapi oleh Kasi Kurikulum Dikbud Lombok Timur. penyampaian gagasan ini saya butuhkan untuk lebih memudahkan pelaksanaan dan mendapat dukungan untuk tindak lanjutnya.

Selanjutnya sosialisasi aksi nyata juga saya sampaikan kepada siswa sebgaai subyek pembelajaran. Disebabkan karena pembelajaran masih daring penuh maka saya menyampaikan secara virtual berbasis Whatssapp. Hal ini dilakukan untuk melihat kemampuan dasar siswa khususnya teknik editing video dan pembuatan channel youtube. Selain itutentunya juga memastikan kesediaan sumber daya dan fasilitas untuk memudahkan pencarian sumber eferensi bagi mereka. Sebagai referensi awal, saya membuat channel youtube yang berisi video-video pembelajaran serta beberapa video yang berhubungan dengan pengetahuan umum.

Ketika pembelajaran semi luring dimulai saya manfaatkan untuk mempertegas model pembelajaran yang akan saya gunakan kepada siswa. Di awal pertemuan saya menggunakan berbagai stimulus untuk memunculkan antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran. saya mencoba memberikan rangsangan bertanya dan berpikir kritis terhadap materi pembelajaran, dalam hal ini adalah materi zat aditif dan zat adiktif.

Dalam pembelajaran saya memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk mengeksplorasi seluas-luasnya tentang pertanyaan yang muncul pada diri mereka. Saya memberikan kesempatan bertanya dengan menggunakan bahasa lisan maupun tulisan.  Hal ini dilakukan untuk menjaring seberapa besar keingintahuan siswa tentang materi zat aditif dan zat adiktif tanpa harus dibatasi untuk mengangkat tangan bertanya. Proses ini dilakukan untuk memberikan stimulus pertanyaan siswa, agar keingitahuan merkea bertambah pada setiap pembelajaran.

Proses selanjutnya saya memberikan motivasi untuk menceritakan pertanyaan sekaligus jawabannya kepada orang lain melalui semua media. Kemudian saya menuntutn siswa untuk memanfaatkan media digital untuk menceritakan pengetahuan baru mereka tersebut. Salah satu yang dapat digunakan adalah media sosial dalm hal ini media youtube.  Proses ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan dasar-dasar editing dan pengenalan channel youtube bermanfaat ntuk pembelajaran.

Metode yang saya gunakan adalah penugasan. Setiap siswa diberikan kebebasan secara berkelompok atau individu untuk membuat video pembelajaran yang nantinya diunggah melalui channel youtube. Mereka bebas untuk mengajukan pertayaan sebanyak-banyaknya dan mencari jawaban dariberbagai sumber seluas-luasnya. Hal ini akan mendorong keingintahuan siswa yang tinggi untuk mengikuti pembelajaran, apa punh metode pembelajaran yang akan digunakan nantinya.

C.     Hasil Aksi Nyata

Setelah melakukan aksi nyata sekitar dua bulan saya mendaptkan beberapa hasil baik berupa produk pembelajaran maupun testimoni dari pemangku kepentingan  serta dari siswa.

Pihak Dikbud kabupaten yang diwakili oleh Kasi Kurikulum memberikan dukungan positif untuk pengembangan pembelajaran berbasis video youtube. Beliau menyatakan bahwa inovasi seperti itu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa serta memperluas wawasan siswa, yang tidak hanya terpku pada referensi buku pelajaran. Beliau juga berharap kreatifitas video pembelajaran berbasis digital dapat ditularkan kepada guru-guru lain ebagai inspirasi pengembangan pembelajaran bebasis media lainnya.

Kepala sekolah dan guru juga memberikan tanggapan positif. Beliau memandang bahwa para siswa lebih termotivasi untuk belajar, menggali pengetahuan lebih dalam, dan selanjutnya lebih berani mengungkapkan pengetahuan baru tersebut kepada orang lain. Guru-guru menceritakan bahwa sekarang para siswa lebih terbiasa untuk bertanya tentang materi pembelajaran. tidak hanya itu, mereka juga antusias untukberusaha menanggapi pertanyaan teman-teman mereka tentang materi pembelajaran. hal ini akan berdampak terhadap motivasi belajar yang semakin meningkat dan diharapkan prestasi belajar pun akan semakin membaik.

Hasil aksi nyata juga melihat perkanbangan siswa sebagai subyek pembelajaran. pada masa pembelajaran daring penuh, siswa memang terlihat kesulitan untuk diajak berinteraksi. Hal ini disebabkan karena beberapa pembatasan yang dilakukan oleh pihak dikbud maupun sekolah. Pembatasan terseebut menyangkut tidak boleh membebani siswa dengan sesuatu hal di luar inti pembelajaan, seperti beban kuota yang terlalu besar. Hal ini membuat saya tidak bisa melakukan pembelajaran maupun pembelakalan dasar-dasar video melalui daring. Siswa hanya belajar melalui google classroom dan bertnya melalui media Whatssapp. Media ini tidak cukup membantu pelaksanaan aksi nyata. Sehingga pada proses tersebut saya hanya memberikan pembelajaran dengan media tulis digital, beberapa video yang saya unggah di channel youtube saya, sekaligus terus memberikan motivasi kepada siswa untuk terus menjaga kesehatan dan belajar.

Ketika pembelajaran semi luring dimulai, saya memiliki kesmepatan untuk lebih intensif melaksanakan aksi nyata. Diawal pembelajaran saya memberikan stimulus berupa charta zat aditif dan zat adiktif. Charta ini bersifat sangat terbatas, siswa hanya dapat melihat dan membaca untuk mendapatkan pengetahuan yang sangat sederhana. Saya memberikan stimulus dengan mengaitkan beberapa kejadian dalam kehidupan sehari-hari berhubungan dengan materi tersebut. Tahap selanjutnya muncul satu dua pertanyaan siswa. Salah satu pertanyaan siswa tersebut adalah,”Mengapa kopi dapat membuat perut kembung.” Saya pun memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk menanggapi. Beberapa siswa menjawab walaupun tidak sistematis. Kemudian saya memberikan jawaban penguat, tetapi saya menambahkan bahwa untuk lebih jelasnya para siswa boleh mencari tahu jawaban lengkap di buku, google, atau pun youtube.para siswa terlihat antusias untuk semakin banyak bertanya dan menanggapi.

Langkah selanjutnya saya menawarkan kepada siswa untuk membuat tugas membuat video berisi pertanyaan sekaligus jawaban dan diunggah melalui channel youtube. Ternyata siswa menanggapi dengan antusias untuk segera membuat tugas tersebut dan akan membuat pertanyaan sebanyak-banyaknya. Hasilnya tiga hari setelah tugas tersebut, ternyata ada kelompok siswa yang telah menyelesaikan tugasnya dengan cukup baik. kualitas hasil dan kuantitas video pun menjadi daya ukur keberhasilan aksi nyata ini. Setiap kelas IPA telah meemiliki channel youtube yang beisi pertanyaan sekaligus jawaban tentang materi zat aditif dan zat adiktif.

D.    Pembelajaran yang didapatkan dari aksi Nyata

Aksi nyata ini memberikan hasil cukup baik. Indikator keberhasilan bahwa siswa memiliki channel youtube yang berisi hal-hal bermanfaat sesuai materi pembelajaran telah tercapai. Pembelajaran seperti ini harus terus dijalankan untuk memperkuat motivasi intrinsik pada siswa. Sebenarnya siswa memiliki rasa keingintahuan yang tinggi terhadap semua pembelajaran.  Oleh karena itu tugas guru memberikan stimulus untuk membangkitkan motivasi intrinsic tersebut agar lebih berkembang pada setiap materi pembelajaran. guru harus banyak berkreasi dan berinovasi untuk mengenalkan berbagai referensi, digital maupun non digital, agar siswa lebih banyak mengeksplorasi keingintahuan mereka tersebut.

Aksi nyata ini belum berhasil secara sempurna karena beberapa hambatan. Beberapa hambatan tersebut antara lain kebiasaan pembelajaran konvensional dan belum berlakukanya pembelajaran tatap muka penuh.

Pembelajaran konvensional masih banyak digunakan oleh sebagian besar guru. Siswa hanya menerima pengetahuan tanpa harus berpikir dan menganalisis penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.  Pembelajaran ini telah membiasakan siswa untuk tidak dapat mengeksplorasi keingintahuan mereka tentang materi pembelajaran.  Kebiasaan ini sulit untuk dihilangkan. Sehingga untuk menerapkan suatu pembelajaran yang inovatif membutuhkan waktu yang cukup lama. Dua bulan aksi nyata masih kurang untuk membangkitkan motivasi siswa yang telah terbiasa dengan model pembeljaran konvensional. Selain itu kebiasaan menerima pembelajaran konvensional tersebut menghambat target aksi nyata bahwa setiap siswa harus memiliki satu cahnnel youtube.

Masa pandemic covid-19 juga berdampak terhadap pendidikan. Pembelajaran yang belum tatap muka penuh dan masa new normal mengakibatkan proses pembelajaran belum maksimal. Saya tidak bisa maksimal untuk membangkitkan interaksi siswa untuk memunculkan keingintahuan mereka. Siswa masih tidak boleh bekumpul untuk berdiskusi, sehingga pembuatan video pun harus bertahap. Mereka harus bekerja secara individeu dari rumah masing-masing. Hasil akhirnya baru dapat dikirimkan kepada temannya yang satu kelompok.

E.     Rencana Perbaikan

Model pembelajaran yang betujuan untuk mengeksplorasi keingintahuan siswa ini harus diperbaiki dan disesuaikan dengan keadaan. Masa new normal yang beeum diketahui masa berakhirnya mengakibatkan siswa tidak boleh berdiskusi sebebas tatap muka. Oleh karena itu media berdiskusi via media sosial akan lebih diintensifkan untuk memperbaiki kualitas maupun kuantitas.

Selain itu saya juga akan lebih menigtensifkan stimulus untuk membangkitkan motivasi bertanya siswa sekaligus mengeksplorasi jawabannya. Beberapa siswa memang masih belum terlihat antusias menanggapi di awal-awal pembelajaran. hal ini disebabakan karena media apersesi, motivasi pembelajaran dan stimulus yang digunakan belum maksimal. Metode dan media yang digunakan harus diperbaiki untuk membangkitkan motivasi pembelajaran.

Demikian hasil aksi nyata pertama yang berjudul Meningkatkan Eksplorasi Keingintahuan Siswa melalui Kreatifitas Positif Channel Youtube. Semoga bermanfaat untuk pembelajaran di kelas dan dunia pendidikan Indonesia.

F.      Dokumentasi pembelajaran

 

1.   Screenshoot dan Link beberapa video dalam channel youtube siswa

     M Rizwan Raliby https://www.youtube.com/watch?v=_4VpVLpcRrA&feature=youtu.be

Karin https://www.youtube.com/watch?v=4cH-6osD_dA&feature=youtu.be

Galih satria Bimantara https://www.youtube.com/watch?v=f_Y5jpdx4a0&feature=youtu.be

Aditya rahman https://www.youtube.com/watch?v=5s_TPoou6OI&feature=youtu.be

Azalia Sakila https://www.youtube.com/watch?v=Ackmtr6U8gY&feature=youtu.be

Putri Tiara Aisya Pertiwi https://www.youtube.com/watch?v=1cLmldh_PRA&feature=youtu.be

Rindi Zulya Pratami  https://www.youtube.com/watch?v=bcn7VBpxj94&feature=youtu.be

Febrisa Yulianto https://www.youtube.com/watch?v=ejeHq7JTVik&feature=youtu.be

Rizky Iki https://www.youtube.com/watch?v=n6hlDBgmcQQ&feature=youtu.be

Baiq Maisyarah https://www.youtube.com/watch?v=AZoKy3-Ikh0&feature=youtu.be

ZULFAN L.S  https://www.youtube.com/watch?v=dZN9M_MDYuE&feature=youtu.be

aqila bafadhal https://www.youtube.com/watch?v=vHvazxvQF2A

UMBRELLA A  https://www.youtube.com/watch?v=ONUL7BHb93M&feature=youtu.be

Bunga Nova Lestari https://www.youtube.com/watch?v=XDDZ553ybLY&feature=youtu.be

 

Caption:

Ada beberapa siswa yang telah membuat video lebih dari satu

 

2.   Link feedback siswa tentang aksi nyata yang telah dilaksanakan

https://youtu.be/ptH8yKxarKQ

Caption:

Siswa menyatakan senang terhadap pembelajaran (aksi Nyata yang telah dilaksanakan)

 

3.      Link testimoni teman sejawat tentang aksi nyata yang telah dilaksanakan

 

https://youtu.be/QZqmBJaUQGc

 

Caption:

Guru teman sejawat CGP merasa terinspirasi dengan pembelajaran yang telah dilakukan oleh CGP

 

4.      Link video testimony Kepala Sekolah tentang aksi nyata yang telah dilaksanakan

 

https://youtu.be/Z5zlnxz6s0o

Caption:

Kepala sekolah menyatakan dukungan terhadap  kreatifitas pembelajaran yang telah dilakukan oleh CGP

Jumat, 29 September 2017

                IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit selain matematika. Fisika adalah salah satu cabang IPA yang paling sering dianggap sebagai hantu di tingkat sekolah dari tingkat SMP hingga SMA. Bahkan tidak sedikit mahasiswa fisika pun menganggap ilmu ini sulit.  Pertanyaannya adalah apakah hal tersebut benar? Ataukah ada yang salah dengan cara memelajarinya?
                Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari materi dan energy. Pengertian materi adalah sesuatu yang memiliki massa. Artinya materi ini terukur sebagai kumpulan partikel yang membentuk sebuah materi tertentu. Sebagai materi fisika dapat dipelajari secara konkret dengan menggunakan alat-alat ukur konvensional.
                Fisika sebagai mata pelajaran yang mempelajari energy, akan menjadi mata pelajaran abstrak. Berbagai konsep, teori, postulat diaplikasikan dalam bentuk lain seperti rumus, persmaan, table, atau grafik. Bentuk-bentuk lain ini dianggap mempersulit fisika karena membuat materi fisika menjadi sulit dibayangkan oleh siswa atau pun mahasiswa. Hal ini menjadi wajar jika fisika dianggap sebagai hantunya Ilmu Pengetahuan Alam.

                Ada hal yang terlupakan ketika siswa atau mahasiswa menganggap fisika sebagai mata pelajaran yang sulit, yaitu aplikasi dari materi-materi abstrak tersebut. Sebagai contoh persamaan atau rumus. Rumus ini merupakan penerapan