SMPN 1 Selong
Lets Learn and Teach
Minggu, 14 November 2021
Selasa, 24 Agustus 2021
Membuat Kesepakatan Kelas
Selasa, 29 Juni 2021
Membuat
Aplikasi Android untuk Meningkatkan Literasi Mengenal Budaya Daerah
(Program
Berdampak pada Murid)
CGP:
Abd. Rahman Jamal (SMPN 1 Selong)
Pendidikan merupakan sebuah tuntutun
hidup anak-anak untuk mencapai tujuan. Menurut Ki Hajar Dewantara tujuan pendidikan
adalah menuntun segala kekuatan
kodrat yang ada pada anak-anak itu agar mereka sebagai manusia dan anggota
masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Kodrat anak yang yang dimaksud adalah kodrat alam dan kodrat zaman. Menuntun kodrat
alam dimaksudkan memaksimalkan dan mengarahkan kemampuan dasar siswa ke arah
yang lebih positif dan bermanfaat untuk kebahagiaan anak. Sedangkan menuntun
kodrat zaman merupakan menuntun anak untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan
zaman mereka berada.
Perkembangan teknologi khususnya
teknologi informasi yang sangat pesat memungkinkan terjadinya komunikasi dalam
ruang dan waktu yang hampir tanpa batas. Anak-anak dituntut dan diberikan
kesempatan untuk ikut terlibat secara langsung berkembang di dalam arus
teknologi informasi tersebut. Di sisi lain anak-anak dituntut untuk dapat
menguasai dan memanfaatkan teknologi informasi di dalam kebutuhannya sebagai
siswa. Oleh karena itu tugas guru untuk memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengembangkan potensi dan ketertarikannya kepada teknologi informasi
tersebut. Maka berbagai platform pembelajaran dioptimalkan untuk memberikan
kesempatan dan memfasilitasi anak-anak untuk tumbuh dan berkembang sesuai
kodrat zaman merekia.
Selain itu satu tahun terakhir Indonesia
masih berada di masa pandemi covid 19.
Hal ini juga berpengarahu terhadap dunia pendidikan. Salah satu solusi untuk
mengurangi penyebaran covid 19 adalah menggunakan pembelajaran daring. Pembelajaran
dengan menggunakan berbagai platform pembelajaran untuk meminimalisir tatap
muka di dalam pembelajaran.
Pembelajaran daring dan perkembangan
teknologi informasi keduanya ini memaksa siswa untuk lebih banyak di rumah dan
berteman dengan gadget atau dawai. Berbagai
aplikasi dan game menarik menawarkan kebahagiaan tersendiri bagi siswa selama
masa BDR (Belajar di Rumah). Sehingga tidak heran jika siswa sangat akrab
dengan dawai mereka masing-masing. Masalahnya adalah tidak semua aplikasi di
dawai berdampak positif kepada siswa. Selain itu memanfaatkan dawai menjadikan
siswa hanya menjadi pengguna, tidak dapat mengembangkan ide kreatif. Oleh karena
itu dibutuhkan sebuah program untuk membantu mengembangkan ide kreatif siswa tanpa harus meninggalkan kodrat zaman
mereka.
Sehingga kami menyusun program yang
diberi judul ” Membuat Aplikasi
Android untuk Meningkatkan Literasi Mengenal Budaya Daerah”. Program ini
bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan hobi dan
ketertarikan mereka terhadap berbagai aplikasi yang ada di gadget mereka. Siswa dapat mengembangkan ide kreatif mereka menjadi
sebuah aplikasi yang tentunya sesuai dengan kemauan mereka. Para siswa dapat
menyusun cerita dan skenario dan menuangkannya dalam bentuk aplikasi android. Aplikasi
yang mereka buat dapat berupa game atau aplikasi. Melalui cara ini diharapkan
siswa dapat mengembangkan hobi dan potensi mereka untuk mendapatkan kebahagiaan
mereka sendiri.
Membuat Aplikasi Android untuk Meningkatkan
Literasi Mengenal Budaya Daerah
Program Membuat Aplikasi Android untuk Meningkatkan Literasi Mengenal Budaya Daerah ini dilakukan melalui berbagai tahapan yaitu: 1) konsultasi kepada kepala sekolah; 2) mminta ijin kepada wali murid; 3) dan melaksanakan program di sekolah dengan memanfaatkan aset sosial dan fisik. Aset sosial dilakukan dengan meminta bimbingan dari Sanggar Rumah Belajar NTB untuk membimbing siswa membuat aplikasi android. Aset fisik dengan memaksimalkan komputer SMPN 1 Sekolah yang cukup memadai.
Pembukaan Program Membuat Aplikasi Android untuk Meningkatkan Literasi Mengenal Budaya Daerah |
Saat artikel ini disusun program aksi nyata telah berada pada 90 persen selesai. Setiap siswa telah berhasil membuat aplikasi android yang sesuai dengan impian mereka. setiap aplikasi android tersebut dilengkapi dengan gambar, animasi, dan suara yang cukup baik. Siswa membuat aplikasi android bertema budaya daerah yaitu budaya Sasak. Aplikasi tersebut telah dapat digunakan berbasis android masing-masing siswa untuk selanjutnya dapat dimanfaatkan sebagai sumber literasi digital oleh semua pihak.
Saya
sebagai calon guru penggerak yang menyusun program berpihak pada murid sangat
bahagia. Tidak hanya hasil akhir tetapi proses selama program tersebut. Siswa terlihat
sangat antusias di dalam mengikuti program tersebut. Mereka terlihat sangat
tekun melakukan pencarian referensi maupun mengikuti bimbingan tutor. Para siswa
terlihat tertawa dan bercanda di dalam semua proses tersebut. Proses yang
menyenangkan tersebut membuat saya menjadi ikut bahagia. Semoga program ini
dapat menuntun siswa mendapatkan kebahagiaan tidak hanya sekarang tetapi juga
untuk masa depan mereka.
Setiap
proses memiliki hambatan. Demikian juga dengan program berdampak pada murid ini.
Tingkat kesulitan software yang
digunakan untuk membuat aplikasi android yang cukup tinggi membutuhkan
bimbingan yang tidak sebentar. Direncanakan bimbingan hanya dalam waktu dua
puluh hari, ternyata menjadi lebih lama. Akan tetapi tutor membuat desain
bimbingan untuk mengatasi masalah tersebut. Berbagai cara mudah juga diberikan kepada para
siswa. Hal ini memberikan pelajaran tentangnya monitoring dan evaluasi untuk
setiap program. Manajemen risiko sangat dibutuhkan untuk meminimalisir
kegagalan suatu program.
Program
berdampak pada murid memberikan hasil yang cukup memuaskan. Akan tetapi program
ini perlu dilakukan dilakukan perbaikan. Adapun rencana perbaikannya adalah
menyusun desain bimbingan atau workshop yang lebih efektif dan efisien. Selain itu
juga diberikan kesmepatan yang lebih luas kepada siswa untuk mengembangkan ide
kreatif mereka tidak hanya sebatas pada budaya daerah. Sehingga program
berdampak pada murid akan terasa langsung dan memberikan manfaat yang lebih
merdeka.
Rabu, 26 Mei 2021
Pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru SMPN 1 Selong Tahun Pelajaran 2021/2022
persayaratan dan formulir pendaftaran bisa didownload melalui
Surat_Edaran_dan_form.daftar_PPDB_2021_(_Dalam_Zona_)
Surat_Edaran_dan_form.daftar_PPDB_2021_(_Prestasi_)
DAFTAR_KOLEKTIF_CALON_PPDB_2020
Senin, 19 April 2021
Koneksi antarmateri Modul 3.1 (Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran)
Pendidikan merupakan upaya yang sangat kompleks. Tidak hanya meningkatkan pengetahuan kognitif, tetapi juga sikap dan keterampilan siswa. Selain itu pendidikan juga bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa melalui proses langsung atau pun tidak langsung. Secara langsung pendidikan dilakukan melalui pembelajaran di kelas, sedangkan secara tidak langsung pendidikan dapat di lakukan di luar kelas.
Guru memiliki peran besar di dalam keberhasilan tujuan pendidikan. Sehingga filosofi Ki Hajar Dewantara memberikan pedoman tugas guru yang sebenarnya bahwa guru bertuga menuntun mutid dengan kodrat alam dan kodrat zamannya menuju kebahagiaan. Banyak yang bisa dilakukan oleh guru dalam menjalankan filosofi Ki Hajar Dewantara ini, salah satunya adalah pengambilan keutusan sebagai pemimpin pembelajaran.
Pratap Triloka Filosofi Ki Hajar Dewantara ini berhubungan dengan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Ing ngarso sung
tulodo. Di depan guru harus mampu memberikan teladan. Setiap pengambilan keputusan
harus menunjukkan keteladanan seseorang yang dapat dijadikan idola bagi siswa. Pengambilan keputusan yang tepat dan memenuhi empat paradigma, slaah satunya paradigma keadilan melawan kasihan, akan memberikan keyakinan kepada siswa bahwa guru dapat dijadikan idola dalam pembelajaran. Ing madya mangun
karso. Di tengah membangun semangat atau motivasi. Di tengah proses pendidikan kadang siswa membutuhkan motivasi untuk mencapai tujuannya. Tetapi dilema etika kadang harus dihadapi oleh seorang guru pada kasus ini. guru sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu melakukan pengambilan keputusan yang efektif. Keputusan yang diambil harus
mampu membangun semangat bagi siswa. Maka paradigma dan prinsip sangat dibutuhkan untuk
pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Tut wuri handayani. Di
belakang memberikan dorongan. Keputusan yang diambil harus mampu menjadi
dorongan kepada siswa untuk optimis dalam mengembangkan potensinya. sehingga siswa tidak akan takut untuk bergerak dan berkembang, karena ada guru yang senantiasa memberikan dorongan.
Setiap guru memiliki nilai-nilai dalam memimpin pembelajaran. Nilai-nilai ini akan berperan di dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Pengambilan keputusan ini mencerminkan nilai-nilai
diri seorang pemimpin pembelajaran. Jika seorang guru memiliki nilai-nilai yang tinggi maka keputusan yang diambil akan memunculkan rasa kepercayaan pada murid, atau orang
yang mendapatkan efek dari keputusan tersebut. Nilai-nilai seorang guru akan ditunjukkan di dalam memilih paradigma dan prinsip pengambilan keputusan yang akan digunakannya.
Dalam proses seorang pemimpin pembelajaran sangat sering dihadapkan pada bujukan moral atau pun dilema etika. Hal ini akan memunculkan pilihan-pilihan penyelesaian masalah. Proses coaching akan menghadirkan kesadaran pengambilan keputusan yang tepat dan efektif sebagai pemimpin pembelajaran. Melalui proses coaching, seorang coachee akan menemukan kekuatan dirinya sekaligus solusi terbaik untuk penyelesaian masalah khususnya yang berkaitan dengan bujukan moral atau dilema etika
Guru adalah seorang coach yang terlibat di dalam menumbuhkan potensi diri siswa. Coach membantu coachee untuk melakukan pengambilan keputusan yang tepat, dengan menggunakan paradigma, prinsip, dan 9 langkah pengambilan keputusan yang tepat dan mendapatkan hasil yang optimal. Maka Efektfitas pengambilan keputusan sangat terbantu oleh proses coaching yang dilakukan oleh coach
Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran hendaknya menggunakan paradigma:
1. individu lawan masyarakat
2. rasa keadilan lawan kasihan
3. kebenaran lawan kesetiaan
4. jangka pendek lawan jangka panjang
Bujukan
moral atau pun dilema etika menuntut pengambilan
keputusan yang tepat, yang akan memuaskan semua pihak. Keputusan ini merupakan
cerminan nilai yang dimiliki oleh
pengambil keputusan sebagai pemimpin
pembelajaran. seorang pemimpin pembelajaran yang memiliki nilai yang kuat akan menggunakan paradigma pengambilan keputusan yang tepat. paradigma yang digunakan akan mempertimbangkan karakteristik dan akibat yang akan terjadi dari keputusan yang diambilnya.
Setiap dilema etika dan bujukan moral berpengaruh pada sebuah tatanan lingkungan. Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran sangat ditunggu oleh semua pihak. Sebuah keputusan yang tepat akan dirasakan bermanfaat oleh semua pihak. Keputusan yang dihasilkan akan berpengaruh terhadap lingkungan. Sehingga sangat memungkinkan terciptanya perubahan lingkungan menjadi lenih nyaman, kondusif, dan aman.
Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran seringkali harus terbentur dengan bujukan moral atau melibatkan dilema etika pada suatu sistem pemangku kepentingan yang harus diutamakan. Dan tentunya pengambilan keputusan tersebut harus kembali ke paradigma yang berlaku pada suatu lingkungan. Pemilihan paradigma pengambilan keputusan yang tidak sesuai dengan sistem yang berlaku akan memunculkan dilema etika yang baru. Sehingga Pengambilan keputusan sangat sulit untuk menghindari para pemangku kepentingan.
- Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?
Prinsip pengambilan keputusan yang dapat digunakan yaitu
1. berpiki berbasis hasil akhir,
2. berpikir berbasis peraturan,
3. berpikir berbasis rasa peduli.
Pengambilan
keputusan sebagai pemimpin pembelajaran merupakan titk mulai memerdakaan murid dalam belajar. Pengambilan keputusan seorang pemimpin pembelajaran yang menggunakan prinsip yang tepat memunculkan rasa percaya kepada semua pihak, baik itu guru, murid, atau tenaga kependidikan. Rasa percaya ini akan berpengaruh terhadap dedikasi setiap elemen untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya masing-masing. Hasil akhirnya adalah pemenuhan kebutuhan murid untuk merdeka belajar akan terpenuhi dengan baik.
Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran menggunakan 9 langkah yaitu:
1. Mengenal nilai yang saling bertentangan
2. Menentukan siapa yang terlibat dalam pengambilan keputusan
3. Mengumpulkan fakta-fakta
4. Pengujian benar atau salah
5. Pengujian benar lawan benar
6. Melakukan prinsip reolusi
7. Investigasi Opsi Trilema
8. Membuat keputusan
9. Melihat kembali keputusan dan merefleksikannya
Sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara bahwa guru berperan menuntun siswa menuju kebahagiaan. Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran akan menghasilkan rasa percaya pada diri semua warga sekolah. Nilai Kepercayaan ini akan dipegang oleh guru dan murid untuk mengembangkan sekolah maupun mengembangkan potensinya masing-masing. Sehingga setiap guru akan melakukan tanggungjawabnya untun menuntun siswa menuju kebahagiaan.
Guru yang memiliki nilai dan semangat sesuai dengan
filososfi pratap triloka ki hajar Dewantara akan dapat membentuk budaya positif di sekolah. Melalui keteraampilan sosial emosional yang matang akan dapat berperan
sebagai coach untuk melejitkan potensi murid. Dan akhirnya optimisme murid untuk menatap masa depan akan terbentuk melalui pengambilan keputusan yang efektif seorang , seorang pemimpin
pembelajaran tersebut
(Abd. Rahman Jamal)
SMPN 1 Selong
Rabu, 09 Desember 2020
Publikasi Digital untuk Perubahan dan Perbaikan Administrasi Sekolah
Publikasi Digital untuk
Perubahan dan Perbaikan Administrasi Sekolah
Calon Guru Penggerak: Abd.
Rahman Jamal, M.Pd.
A. Latar
Belakang
Kualitas
pembelajaran di sekolah ditentukan oleh banyak hal, seperti kepala sekolah,
guru dan tenaga kependidikan, serta tentunya siswa. Salah satu factor yang
memengaruhi pembelajaran secara tidak langsung adalah administrasi pembelajaran
dan pendidikan. Faktor ini dapat memudahkan kegiatan pembelajaran di kelas
maupun sistem pendidikan di sekolah. Pembelajaran akan lebih mudah jika arsip
administrasi tersedia dengan cepat dan tepat. Akan tetapi pengarsipan ini sering
menjadi masalah karena hanya mengandalkan pengarsipan manual yang kadang sulit
untuk disusun secara sistematis dan sulit untuk beratahan lama.
Administrasi
pembelajaran dapat berupa administrasi persiapan pembelajaran, proses
pembelajaran, hasil evaluasi pembelajaran, hingga administrasi publikasi
prestasi siswa. Kegiatan pembelajaran dan prestasi siswa kadang dilupakan untuk
diarsipkan. Hal ini dapat berakibat secara tidak langsung mengurangi motivasi
berkarya dan motivasi berprestasi siswa. Oleh karena itu dibutuhkan sistem
publikasi yang yang tidak hanya dapat diakses oleh siswa sendiri, tetapi juga dapat diakses oleh
pemangku kepentingan sekolah. Jika publikasi tersebut dapat diakses oleh
semakin banyak pihak maka penghargaan, baik fisik maupun non fisik, dapat lebih
luas. Hal ini akan meampu meningkatkan motivasi siswa untuk belajar, berkarya,
dan berprestasi.
Pada
tahun 2018 SMPN 1 Selong memiliki majalah sekolah. Majalah ini dimaksudkan
untuk publikasi kegiatan yang ada di SMPN 1 Selong. Berbagai kegiatan dan
tulisan telah dimuat dalam satu edisi. Majalah masih diisi oleh guru dan
beberapa siswa. Pendistribusian juga masih terbatas yaitu di sekolah dan komite
sekolah. Majalah belum bisa dibaca oleh
wali murid maupun orang di luar masayaraka SMPN 1 Selong Karen aketerbatasan
dana.
Berdasarkan
uraian tersbut dipandang perlu membuat sebuah media baik digital atau pun non
digital untuk sistem pengarsipan sekaligus publikasi kegiatan sekolah. Sehingga
artikel ini berjudul,” Publikasi Digital untuk Perubahan dan Perbaikan
Administrasi Sekolah.”
B. Deskripsi
Aksi Nyata
Berdasarkan
latar belakang tersebut dapat disusun dekspsi aksi nyata sebagai berikut: Penyampaian
kepada Kepala sekolah dan wakil kepala sekolah tentang program aksi nyata.
Langkah ini dimaksudkan untuk memudahkan akses, kemudahan kolaborasi, dan
mendapatkan akses untuk dokumentasi berbagai kegiatan sekolah. Pada langkah ini
saya menyampaikan rencana tersebut di ruang Bapak Kepala Sekolah. Berbagai
tanggapan disampaikan oleh Bapaka Kepala Sekolah serta wakil kepala sekolah
yang hadir.
Setelah
mendapatkan tanggapan positif untuk kegiatan aksi nyata, maka saya memandang
perlu juga untuk melakukan kolaborasi dengan Pembina ekstrakurikuler Mading
(Majalah Dinding). Hal ini dibutuhkan untuk penerbitan media secara konsisten
dan terarah. Sebelumnya memang majalah dinding sekolah telah dipublikasi oleh
semua pihak yang adab di sekolah maupun yang berkunjung ke sekolah. Pada
langkah ini saya sampaikan untuk meminta dukungan dan mengajak Pembina dan para
anggota Mading untuk ikut berkontribusi di dalam publikasi karya tersebut.
C. Hasil
Aksi Nyata
Aksi
nyata kedua ini dimaksudkan untuk publikasi tidak hanya di sekolah tetapi
diharapka juga dapat menjangkau lingkungan sekolah. Berdasarkan tanggapan
Kepala sekolah dan para wakil kepala sekolah serta penanggungjawab 8 standar
dihasilkan keputusan untuk memberikan dukungan dana untuk penerbitan media
majalah sekolah dan website sekolah secara kontinu melalui dana BOS. Pemberian
dana ini akan memudahkan pembuatan, penerbitan, dan pendistribusian media
tersebut.
Akan
tetaapi penerbitan kedua media belum dapat dilakukan pada semester ini karena
sekolah masih mengikuti pembalajaran daring penuh. Dana BOS masih diprioritaskan untuk melakukan
pembiayaan kegiatan daring penuh atau pun semi luring.
Sedangkan
website sekolah juga belum dimaksimalkan karena pergantian penanggungjawab.
Penanggungjawab website sebelumnya telah mutasi ke sekolah lain, password
website pun hilang dan pembayaran website telah melewi 30 hari batas
pembayaran. Hal ini berdampak terhadap penerbitan website mengalami kendala
yang cukup besar. Menurut host website berbayar yang digunakan oleh sekolah,
website harus dikosongkan dan diisi ulang dari awal.
D.
Rencana perbaikan
Publikasi
kegiatan sekolah, pembelajaran, dan publikasi prestasi siswa harustetap
diupayakan walaupun terkendala masalah yang cukup besar. Setidaknya ada dua hal
yang saya rencanakan untuk perbaikan program aksi nyata tersebut yaitu
mendesain ulang media digital sekolah dan berkolaborasi dengan Pembina
ekstrakurikuler mading untuk pengisian sementara majalah sekolah.
Media
digital sekolah yang akan saya gunakan adalah blog berbayar. Media ini memiliki
keunggulan kemudahan pengisian blog (karena keterabatasan waktu) dan menu-menunya
sudah cukup lengkap untuk publikasi sekolah seperti gal eri foto dan video dan
sebagainya. Selain itu media ini juga mudah untuk dibuat dan dikembangkan oleh
siapa pun termasuk guru-guru, jika terjadi lagi mutasi. Ruang penyimpanan blog
juga cukup besar sehingga dapat menampung lebih banyak publikasi.
Sedangkan
rencana perbaikan majalah sekolah, setelah dikoordinasikan dengan Pembina
mading, hanya dapat dilaksanakan setelah sekolah memasuki semester genap.
Keputusan ini disebabkan karena diharapkan siswa dapat aktif belajar dan
dibolehkan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler setelah pembelajaran aktif pada
semester genap. Dengan kolaborasi yang baik dan melibatkan siswa sebagai tim
redaksi majalah sekolah diharapkan majalah dinding sekolah dapat diterima
dengan baik oleh berbagai pihak.
DOKUMENTASI
Link video testimon
pembina Ekstrakurikuler Majalah Dinding (Mading) SMPN 1 Selong
https://youtu.be/EjeYw4c_ecQ
Caption:
Pembina Ekstrakurikuler
siap membantu pelaksanaan aksi nyata dengan mengoordinir anggota Mading SMPN 1
Selong yang dibina oleh Beliau
Meningkatkan Eksplorasi Keingintahuan Siswa melalui Kreatifitas Positif Channel Youtube
Meningkatkan Eksplorasi
Keingintahuan Siswa melalui Kreatifitas Positif Channel Youtube
Calon Guru Penggerak :
Abd. Rahman Jamal, M.Pd.
A. Latar
Belakang
SMPN
1 Selong merupakan salah satu sekolah unggulan di Kabupaten Lombok Timur. Salah
satu indikator yang dapat dijadikan untuk menunjukkan hal tersebut adalah cukup
banyaknya peminat PPDB yang berasal dari siswa-siswa berprestasi. Kualitas input
siswa tersebut menuntut guru untuk senantiasa berinovasi di dalam kualitas
pembelajaran. Berdasarkan pengalaman
saya sebagai guru dan informasi dari guru-guru lain bahwa para telah memiliki
kemampuan kognitif yang cukup bagus. Akan tetapi beberapa masalah yang kami
hadapi pembelajaran masih didominasi oleh pembelajaran satu arah. Beberapa guru
masih banyak menggunakan teori tabula rasa, yaitu siswa dianggap sebagai kertas
kosong yang dapat ditulis sekehendak oleh guru. Pembelajaran satu arah ini sering
mengakibatkan siswa menjadi manja dan hanya bersiap untuk menerima transfer
pengetahuan tanpa bisa mengembangkan berpikir kritis dan kreatif. Indikatornya
adalah 1) tidak banyak siswa yang mengajukan pertanyaan kritis pada setiap mata
pelajaran; 2) siswa tidak aktif untuk merespon pertanyaan guru atau menganggapi
pertanyaan actual dari temannya.
Saat
ini saya sebagai Pembina Ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja menemukan bahwa
siswa anggota KIR banyak menemukan pertanyaan atau fenomena di dalam kehidupan
sehari-hari yang belum diketahui jawabannya. Berdasarkan pembinaan saya
dapatkan bahwa mereka tidak terbiasa mencari tahu tentang kebingungan tersebut
melalui referensi lain seperrti internet. Mereka hanya menunggu informasi dari
guru atau orang tua.
SMPN
1 Selong memiliki fasilitas yang cukup baik. Sekolah memiliki tiga laboratorium
komputer, 250 unit tablet android, dan jaringan internet yang cukup memadai
tetapi belum digunakan secara maksimal. Selain itu wali murid yang berasal dari
ekonomi menengah ke atas memungkinkan pembelajaran berbasis digital cukup
menjanjikan. Hal ini memungkinkan siswa untuk bisa mengeksplorasi keingintahuan
mereka dan mempublikaskannya dengan cara mereka sendiri.
Berdasarkan latar
belakang tersebut saya membuat sebuah aksi nyata yang berjudul “Meningkatkan
Eksplorasi Keingintahuan Siswa melalui Kreatifitas Positif Channel Youtube.”
B. Deskripsi
Aksi Nyata
Aksi
nyata dimulai dengan penyampaian gagasan kepada Kepala Sekolah, wali kelas,
beberapa guru yang mengajar khususnya di kelas yang akan saya terapkan aksi
nyata. Selain itu saya juga menyampaikan rancangan aksi nyata dan beberapa
contoh video yang telah saya buat untuk ditanggapi oleh Kasi Kurikulum Dikbud
Lombok Timur. penyampaian gagasan ini saya butuhkan untuk lebih memudahkan
pelaksanaan dan mendapat dukungan untuk tindak lanjutnya.
Selanjutnya
sosialisasi aksi nyata juga saya sampaikan kepada siswa sebgaai subyek
pembelajaran. Disebabkan karena pembelajaran masih daring penuh maka saya
menyampaikan secara virtual berbasis Whatssapp. Hal ini dilakukan untuk melihat
kemampuan dasar siswa khususnya teknik editing video dan pembuatan channel
youtube. Selain itutentunya juga memastikan kesediaan sumber daya dan fasilitas
untuk memudahkan pencarian sumber eferensi bagi mereka. Sebagai referensi awal,
saya membuat channel youtube yang berisi video-video pembelajaran serta
beberapa video yang berhubungan dengan pengetahuan umum.
Ketika
pembelajaran semi luring dimulai saya manfaatkan untuk mempertegas model
pembelajaran yang akan saya gunakan kepada siswa. Di awal pertemuan saya
menggunakan berbagai stimulus untuk memunculkan antusiasme siswa dalam
mengikuti pembelajaran. saya mencoba memberikan rangsangan bertanya dan
berpikir kritis terhadap materi pembelajaran, dalam hal ini adalah materi zat
aditif dan zat adiktif.
Dalam
pembelajaran saya memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk
mengeksplorasi seluas-luasnya tentang pertanyaan yang muncul pada diri mereka.
Saya memberikan kesempatan bertanya dengan menggunakan bahasa lisan maupun
tulisan. Hal ini dilakukan untuk
menjaring seberapa besar keingintahuan siswa tentang materi zat aditif dan zat
adiktif tanpa harus dibatasi untuk mengangkat tangan bertanya. Proses ini
dilakukan untuk memberikan stimulus pertanyaan siswa, agar keingitahuan merkea
bertambah pada setiap pembelajaran.
Proses
selanjutnya saya memberikan motivasi untuk menceritakan pertanyaan sekaligus
jawabannya kepada orang lain melalui semua media. Kemudian saya menuntutn siswa
untuk memanfaatkan media digital untuk menceritakan pengetahuan baru mereka
tersebut. Salah satu yang dapat digunakan adalah media sosial dalm hal ini
media youtube. Proses ini bertujuan
untuk mengetahui tingkat kemampuan dasar-dasar editing dan pengenalan channel
youtube bermanfaat ntuk pembelajaran.
Metode
yang saya gunakan adalah penugasan. Setiap siswa diberikan kebebasan secara
berkelompok atau individu untuk membuat video pembelajaran yang nantinya
diunggah melalui channel youtube. Mereka bebas untuk mengajukan pertayaan
sebanyak-banyaknya dan mencari jawaban dariberbagai sumber seluas-luasnya. Hal
ini akan mendorong keingintahuan siswa yang tinggi untuk mengikuti
pembelajaran, apa punh metode pembelajaran yang akan digunakan nantinya.
C. Hasil
Aksi Nyata
Setelah
melakukan aksi nyata sekitar dua bulan saya mendaptkan beberapa hasil baik
berupa produk pembelajaran maupun testimoni dari pemangku kepentingan serta dari siswa.
Pihak
Dikbud kabupaten yang diwakili oleh Kasi Kurikulum memberikan dukungan positif
untuk pengembangan pembelajaran berbasis video youtube. Beliau menyatakan bahwa
inovasi seperti itu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa serta memperluas
wawasan siswa, yang tidak hanya terpku pada referensi buku pelajaran. Beliau
juga berharap kreatifitas video pembelajaran berbasis digital dapat ditularkan
kepada guru-guru lain ebagai inspirasi pengembangan pembelajaran bebasis media
lainnya.
Kepala
sekolah dan guru juga memberikan tanggapan positif. Beliau memandang bahwa para
siswa lebih termotivasi untuk belajar, menggali pengetahuan lebih dalam, dan
selanjutnya lebih berani mengungkapkan pengetahuan baru tersebut kepada orang
lain. Guru-guru menceritakan bahwa sekarang para siswa lebih terbiasa untuk
bertanya tentang materi pembelajaran. tidak hanya itu, mereka juga antusias
untukberusaha menanggapi pertanyaan teman-teman mereka tentang materi
pembelajaran. hal ini akan berdampak terhadap motivasi belajar yang semakin
meningkat dan diharapkan prestasi belajar pun akan semakin membaik.
Hasil
aksi nyata juga melihat perkanbangan siswa sebagai subyek pembelajaran. pada
masa pembelajaran daring penuh, siswa memang terlihat kesulitan untuk diajak
berinteraksi. Hal ini disebabkan karena beberapa pembatasan yang dilakukan oleh
pihak dikbud maupun sekolah. Pembatasan terseebut menyangkut tidak boleh
membebani siswa dengan sesuatu hal di luar inti pembelajaan, seperti beban
kuota yang terlalu besar. Hal ini membuat saya tidak bisa melakukan pembelajaran
maupun pembelakalan dasar-dasar video melalui daring. Siswa hanya belajar
melalui google classroom dan bertnya melalui media Whatssapp. Media ini tidak
cukup membantu pelaksanaan aksi nyata. Sehingga pada proses tersebut saya hanya
memberikan pembelajaran dengan media tulis digital, beberapa video yang saya
unggah di channel youtube saya, sekaligus terus memberikan motivasi kepada
siswa untuk terus menjaga kesehatan dan belajar.
Ketika
pembelajaran semi luring dimulai, saya memiliki kesmepatan untuk lebih intensif
melaksanakan aksi nyata. Diawal pembelajaran saya memberikan stimulus berupa
charta zat aditif dan zat adiktif. Charta ini bersifat sangat terbatas, siswa
hanya dapat melihat dan membaca untuk mendapatkan pengetahuan yang sangat
sederhana. Saya memberikan stimulus dengan mengaitkan beberapa kejadian dalam
kehidupan sehari-hari berhubungan dengan materi tersebut. Tahap selanjutnya
muncul satu dua pertanyaan siswa. Salah satu pertanyaan siswa tersebut
adalah,”Mengapa kopi dapat membuat perut kembung.” Saya pun memberikan
kesempatan kepada siswa lain untuk menanggapi. Beberapa siswa menjawab walaupun
tidak sistematis. Kemudian saya memberikan jawaban penguat, tetapi saya
menambahkan bahwa untuk lebih jelasnya para siswa boleh mencari tahu jawaban lengkap
di buku, google, atau pun youtube.para siswa terlihat antusias untuk semakin banyak bertanya dan
menanggapi.
Langkah
selanjutnya saya menawarkan kepada siswa untuk membuat tugas membuat video
berisi pertanyaan sekaligus jawaban dan diunggah melalui channel youtube.
Ternyata siswa menanggapi dengan antusias untuk segera membuat tugas tersebut
dan akan membuat pertanyaan sebanyak-banyaknya. Hasilnya tiga hari setelah
tugas tersebut, ternyata ada kelompok siswa yang telah menyelesaikan tugasnya
dengan cukup baik. kualitas hasil dan kuantitas video pun menjadi daya ukur
keberhasilan aksi nyata ini. Setiap kelas IPA telah meemiliki channel youtube
yang beisi pertanyaan sekaligus jawaban tentang materi zat aditif dan zat
adiktif.
D. Pembelajaran
yang didapatkan dari aksi Nyata
Aksi
nyata ini memberikan hasil cukup baik. Indikator keberhasilan bahwa siswa
memiliki channel youtube yang berisi hal-hal bermanfaat sesuai materi
pembelajaran telah tercapai. Pembelajaran seperti ini harus terus dijalankan
untuk memperkuat motivasi intrinsik pada siswa. Sebenarnya siswa memiliki rasa
keingintahuan yang tinggi terhadap semua pembelajaran. Oleh karena itu tugas guru memberikan
stimulus untuk membangkitkan motivasi intrinsic tersebut agar lebih berkembang
pada setiap materi pembelajaran. guru harus banyak berkreasi dan berinovasi
untuk mengenalkan berbagai referensi, digital maupun non digital, agar siswa
lebih banyak mengeksplorasi keingintahuan mereka tersebut.
Aksi
nyata ini belum berhasil secara sempurna karena beberapa hambatan. Beberapa
hambatan tersebut antara lain kebiasaan pembelajaran konvensional dan belum
berlakukanya pembelajaran tatap muka penuh.
Pembelajaran
konvensional masih banyak digunakan oleh sebagian besar guru. Siswa hanya
menerima pengetahuan tanpa harus berpikir dan menganalisis penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari. Pembelajaran ini
telah membiasakan siswa untuk tidak dapat mengeksplorasi keingintahuan mereka
tentang materi pembelajaran. Kebiasaan
ini sulit untuk dihilangkan. Sehingga untuk menerapkan suatu pembelajaran yang
inovatif membutuhkan waktu yang cukup lama. Dua bulan aksi nyata masih kurang
untuk membangkitkan motivasi siswa yang telah terbiasa dengan model pembeljaran
konvensional. Selain itu kebiasaan menerima pembelajaran konvensional tersebut
menghambat target aksi nyata bahwa setiap siswa harus memiliki satu cahnnel
youtube.
Masa
pandemic covid-19 juga berdampak terhadap pendidikan. Pembelajaran yang belum
tatap muka penuh dan masa new normal mengakibatkan proses pembelajaran belum
maksimal. Saya tidak bisa maksimal untuk membangkitkan interaksi siswa untuk
memunculkan keingintahuan mereka. Siswa masih tidak boleh bekumpul untuk
berdiskusi, sehingga pembuatan video pun harus bertahap. Mereka harus bekerja
secara individeu dari rumah masing-masing. Hasil akhirnya baru dapat dikirimkan
kepada temannya yang satu kelompok.
E. Rencana
Perbaikan
Model
pembelajaran yang betujuan untuk mengeksplorasi keingintahuan siswa ini harus
diperbaiki dan disesuaikan dengan keadaan. Masa new normal yang beeum diketahui
masa berakhirnya mengakibatkan siswa tidak boleh berdiskusi sebebas tatap muka.
Oleh karena itu media berdiskusi via media sosial akan lebih diintensifkan
untuk memperbaiki kualitas maupun kuantitas.
Selain
itu saya juga akan lebih menigtensifkan stimulus untuk membangkitkan motivasi
bertanya siswa sekaligus mengeksplorasi jawabannya. Beberapa siswa memang masih
belum terlihat antusias menanggapi di awal-awal pembelajaran. hal ini
disebabakan karena media apersesi, motivasi pembelajaran dan stimulus yang
digunakan belum maksimal. Metode dan media yang digunakan harus diperbaiki
untuk membangkitkan motivasi pembelajaran.
Demikian hasil
aksi nyata pertama yang berjudul Meningkatkan Eksplorasi Keingintahuan Siswa
melalui Kreatifitas Positif Channel Youtube. Semoga bermanfaat untuk
pembelajaran di kelas dan dunia pendidikan Indonesia.
F. Dokumentasi
pembelajaran
1. Screenshoot
dan Link beberapa video dalam channel youtube siswa
M
Rizwan Raliby https://www.youtube.com/watch?v=_4VpVLpcRrA&feature=youtu.be
Karin
https://www.youtube.com/watch?v=4cH-6osD_dA&feature=youtu.be
Galih satria Bimantara https://www.youtube.com/watch?v=f_Y5jpdx4a0&feature=youtu.be
Aditya
rahman https://www.youtube.com/watch?v=5s_TPoou6OI&feature=youtu.be
Azalia
Sakila https://www.youtube.com/watch?v=Ackmtr6U8gY&feature=youtu.be
Putri Tiara Aisya Pertiwi https://www.youtube.com/watch?v=1cLmldh_PRA&feature=youtu.be
Rindi Zulya Pratami https://www.youtube.com/watch?v=bcn7VBpxj94&feature=youtu.be
Febrisa Yulianto https://www.youtube.com/watch?v=ejeHq7JTVik&feature=youtu.be
Rizky Iki https://www.youtube.com/watch?v=n6hlDBgmcQQ&feature=youtu.be
Baiq Maisyarah https://www.youtube.com/watch?v=AZoKy3-Ikh0&feature=youtu.be
ZULFAN L.S https://www.youtube.com/watch?v=dZN9M_MDYuE&feature=youtu.be
aqila bafadhal
https://www.youtube.com/watch?v=vHvazxvQF2A
UMBRELLA A
https://www.youtube.com/watch?v=ONUL7BHb93M&feature=youtu.be
Bunga Nova Lestari
https://www.youtube.com/watch?v=XDDZ553ybLY&feature=youtu.be
Caption:
Ada beberapa siswa yang telah membuat
video lebih dari satu
2. Link
feedback siswa tentang aksi nyata yang telah dilaksanakan
https://youtu.be/ptH8yKxarKQ
Caption:
Siswa menyatakan senang terhadap
pembelajaran (aksi Nyata yang telah dilaksanakan)
3. Link
testimoni teman sejawat tentang
aksi nyata yang telah dilaksanakan
https://youtu.be/QZqmBJaUQGc
Caption:
Guru teman sejawat CGP merasa
terinspirasi dengan pembelajaran yang telah dilakukan oleh CGP
4. Link
video testimony Kepala Sekolah tentang aksi nyata yang telah dilaksanakan
https://youtu.be/Z5zlnxz6s0o
Caption:
Kepala sekolah menyatakan dukungan
terhadap kreatifitas pembelajaran yang
telah dilakukan oleh CGP