Membuat
Aplikasi Android untuk Meningkatkan Literasi Mengenal Budaya Daerah
(Program
Berdampak pada Murid)
CGP:
Abd. Rahman Jamal (SMPN 1 Selong)
Pendidikan merupakan sebuah tuntutun
hidup anak-anak untuk mencapai tujuan. Menurut Ki Hajar Dewantara tujuan pendidikan
adalah menuntun segala kekuatan
kodrat yang ada pada anak-anak itu agar mereka sebagai manusia dan anggota
masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Kodrat anak yang yang dimaksud adalah kodrat alam dan kodrat zaman. Menuntun kodrat
alam dimaksudkan memaksimalkan dan mengarahkan kemampuan dasar siswa ke arah
yang lebih positif dan bermanfaat untuk kebahagiaan anak. Sedangkan menuntun
kodrat zaman merupakan menuntun anak untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan
zaman mereka berada.
Perkembangan teknologi khususnya
teknologi informasi yang sangat pesat memungkinkan terjadinya komunikasi dalam
ruang dan waktu yang hampir tanpa batas. Anak-anak dituntut dan diberikan
kesempatan untuk ikut terlibat secara langsung berkembang di dalam arus
teknologi informasi tersebut. Di sisi lain anak-anak dituntut untuk dapat
menguasai dan memanfaatkan teknologi informasi di dalam kebutuhannya sebagai
siswa. Oleh karena itu tugas guru untuk memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengembangkan potensi dan ketertarikannya kepada teknologi informasi
tersebut. Maka berbagai platform pembelajaran dioptimalkan untuk memberikan
kesempatan dan memfasilitasi anak-anak untuk tumbuh dan berkembang sesuai
kodrat zaman merekia.
Selain itu satu tahun terakhir Indonesia
masih berada di masa pandemi covid 19.
Hal ini juga berpengarahu terhadap dunia pendidikan. Salah satu solusi untuk
mengurangi penyebaran covid 19 adalah menggunakan pembelajaran daring. Pembelajaran
dengan menggunakan berbagai platform pembelajaran untuk meminimalisir tatap
muka di dalam pembelajaran.
Pembelajaran daring dan perkembangan
teknologi informasi keduanya ini memaksa siswa untuk lebih banyak di rumah dan
berteman dengan gadget atau dawai. Berbagai
aplikasi dan game menarik menawarkan kebahagiaan tersendiri bagi siswa selama
masa BDR (Belajar di Rumah). Sehingga tidak heran jika siswa sangat akrab
dengan dawai mereka masing-masing. Masalahnya adalah tidak semua aplikasi di
dawai berdampak positif kepada siswa. Selain itu memanfaatkan dawai menjadikan
siswa hanya menjadi pengguna, tidak dapat mengembangkan ide kreatif. Oleh karena
itu dibutuhkan sebuah program untuk membantu mengembangkan ide kreatif siswa tanpa harus meninggalkan kodrat zaman
mereka.
Sehingga kami menyusun program yang
diberi judul ” Membuat Aplikasi
Android untuk Meningkatkan Literasi Mengenal Budaya Daerah”. Program ini
bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan hobi dan
ketertarikan mereka terhadap berbagai aplikasi yang ada di gadget mereka. Siswa dapat mengembangkan ide kreatif mereka menjadi
sebuah aplikasi yang tentunya sesuai dengan kemauan mereka. Para siswa dapat
menyusun cerita dan skenario dan menuangkannya dalam bentuk aplikasi android. Aplikasi
yang mereka buat dapat berupa game atau aplikasi. Melalui cara ini diharapkan
siswa dapat mengembangkan hobi dan potensi mereka untuk mendapatkan kebahagiaan
mereka sendiri.
Membuat Aplikasi Android untuk Meningkatkan
Literasi Mengenal Budaya Daerah
Program Membuat Aplikasi Android untuk Meningkatkan Literasi Mengenal Budaya Daerah ini dilakukan melalui berbagai tahapan yaitu: 1) konsultasi kepada kepala sekolah; 2) mminta ijin kepada wali murid; 3) dan melaksanakan program di sekolah dengan memanfaatkan aset sosial dan fisik. Aset sosial dilakukan dengan meminta bimbingan dari Sanggar Rumah Belajar NTB untuk membimbing siswa membuat aplikasi android. Aset fisik dengan memaksimalkan komputer SMPN 1 Sekolah yang cukup memadai.
![]() |
Pembukaan Program Membuat Aplikasi Android untuk Meningkatkan Literasi Mengenal Budaya Daerah |
Saat artikel ini disusun program aksi nyata telah berada pada 90 persen selesai. Setiap siswa telah berhasil membuat aplikasi android yang sesuai dengan impian mereka. setiap aplikasi android tersebut dilengkapi dengan gambar, animasi, dan suara yang cukup baik. Siswa membuat aplikasi android bertema budaya daerah yaitu budaya Sasak. Aplikasi tersebut telah dapat digunakan berbasis android masing-masing siswa untuk selanjutnya dapat dimanfaatkan sebagai sumber literasi digital oleh semua pihak.
Saya
sebagai calon guru penggerak yang menyusun program berpihak pada murid sangat
bahagia. Tidak hanya hasil akhir tetapi proses selama program tersebut. Siswa terlihat
sangat antusias di dalam mengikuti program tersebut. Mereka terlihat sangat
tekun melakukan pencarian referensi maupun mengikuti bimbingan tutor. Para siswa
terlihat tertawa dan bercanda di dalam semua proses tersebut. Proses yang
menyenangkan tersebut membuat saya menjadi ikut bahagia. Semoga program ini
dapat menuntun siswa mendapatkan kebahagiaan tidak hanya sekarang tetapi juga
untuk masa depan mereka.
Setiap
proses memiliki hambatan. Demikian juga dengan program berdampak pada murid ini.
Tingkat kesulitan software yang
digunakan untuk membuat aplikasi android yang cukup tinggi membutuhkan
bimbingan yang tidak sebentar. Direncanakan bimbingan hanya dalam waktu dua
puluh hari, ternyata menjadi lebih lama. Akan tetapi tutor membuat desain
bimbingan untuk mengatasi masalah tersebut. Berbagai cara mudah juga diberikan kepada para
siswa. Hal ini memberikan pelajaran tentangnya monitoring dan evaluasi untuk
setiap program. Manajemen risiko sangat dibutuhkan untuk meminimalisir
kegagalan suatu program.
Program
berdampak pada murid memberikan hasil yang cukup memuaskan. Akan tetapi program
ini perlu dilakukan dilakukan perbaikan. Adapun rencana perbaikannya adalah
menyusun desain bimbingan atau workshop yang lebih efektif dan efisien. Selain itu
juga diberikan kesmepatan yang lebih luas kepada siswa untuk mengembangkan ide
kreatif mereka tidak hanya sebatas pada budaya daerah. Sehingga program
berdampak pada murid akan terasa langsung dan memberikan manfaat yang lebih
merdeka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar